Supplementary-weft weaving technique (Backstrap loom)

Indonesia terdiri dari ribuan pulau, rangkaian budaya dan warisan leluhur telah menghasilkan karya kain tenun yang mempunyai nilai filosofi yang sangat tinggi dan sarat akan makna. Di beberapa daerah seperti di daerah Sumatera utaraAceh dan daerah lainnya, kain tenun di Indonesia masih banyak yang ditenun menggunakan alat tenun gendong.

Backstrap loom

Pada umumnya cara-cara tradisional seperti menggunakan benang pintal tangan dan pewarna alami juga kerap digunakan. Teknik menenun dengan menggunakan pakan tambahan juga menjadi salah satu teknik yang sering digunakan di beberapa daerah di Indonesia.

Sebenarnya tenunan pakan tambahan adalah tenunan datar (plain weave) (Gambar.A) yang ditambah dengan benang pakan tambahan sebagai ornamen dalam pembuatan motif tertentu

Gambar.A

Caranya dengan menyisipkan benang pakan tersebut. (Gambar.B;Pt.1,Pt.2,Pt.3, dan seterusnya) diantara benang pakan dari tenunan dasar (Gambar.B;P1-P2;P2-P3,P3-P4, dan seterusnya) disesuaikan dengan motif/corak yang diinginkan.

Gambar.B

Benang pakan tambahan secara bergiliran di sisipkan sekali diatas beberapa benang lungsi (Gambar.B;L1,L2,L3) dan sesekali dibawahnya (Gambar.B;L4,L5,L6), dan seterusnya, sesuai motif/corak yang diinginkan.

Dengan demikian terlihat benang pakan tambahan sekali berada diatas permukaan tenunan dasar, sekali dibawahnya (Gambar.C)

Gambar.C

Sebelum ditenun, benang-benang lungsi yang akan berada diatas dan dibawah benang tambahan dipisahkan terlebih dahulu sesuai corak dengan lidi-lidi (Gambar.D).

Gambar.D

Pada saat benang pakan tambahan akan disisipkan, terlebih dahulu lidi yang bersangkutan diganti dengan liro (bambu atau kayu pipih) yang kemudian ditegakkan, sehingga membentuk rongga (Gambar.E), yang nantinya dimana benang pakan tambahan tersebut dimasukan.

Gambar.E

Backstrap loom detail

 

YMS.
Reference :
Lurik – The magic stripes
Mayan textiles
Threadsoflife